Sukoharjo, Selasa 1 Juli 20025. Di tengah era digital yang serba kompetitif, kesiapan alumni untuk terjun ke dunia kerja tidak hanya bergantung pada ijazah. Menjawab tantangan itu, Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (IKA FUD) UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar Pelatihan Alumni 2025 bertajuk “Siap Kerja & Berkarya: Membangun Profesionalisme dan Personal Branding Alumni FUD di Era Digital.”
Digelar pada Selasa, 1 Juli 2025, di Aula Lt. 2 FUD, pelatihan ini diikuti ratusan alumni alumni secara luring dan daring. 70 peserta sedara luring, dan 89 secara daring, termasuk alumni mahasiswa Psikologi Islam sejumlah 41 peserta. Semangat peserta terasa sejak pagi, saat mereka datang membawa CV dan akun LinkedIn yang masih “kosong” untuk diasah bersama narasumber berpengalaman di bidangnya.
Hadir dalam kegiatan ini adalah dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Dr.H. kholilurohman, M.Si, Wakil Dekan 3, Dr. Nur Sidik, M.Ag, Ketua IKANASKA, Dr. Syamsul Huda, M.Ag, Ketua IKA FUD Triyono, M.Si yang didampingi pengurus dan ketua IKA Prodi, serta yudisia, calon wisudawan FUD angkatan 59.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Dr. H. Kholilurohman, M.Si dalam sambutan pembukaan acara menyebut orang yang berilmu tidak perlu khawatir tentang masa depannya. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (QS. Al-Mujadilah: 11). Begitu mulianya kedudukan orang yang memiliki ilmu dan pendidikan, sebab ilmu itu sendiri akan menjadi hiasan bagi pemiliknya. Beliau menegaskan, di era digital yang semakin maju ini, dibutuhkan tiga karakter tenaga kerja yang mampu bersaing, yaitu tenaga terdidik, terlatih, dan terampil. Oleh karena itu, beliau berharap para alumni, khususnya yudisia FUD yang akan ikut wisuda ke 59 yang akan datang tidak hanya terdidik secara akademis, tetapi juga siap menghadapi dunia kerja dengan kemampuan yang terlatih dan keterampilan yang memadai. Sebagai penutup, beliau berpesan agar para yudisia tetap optimis dan tidak perlu merasa cemas. Ilmu yang telah diperoleh selama ini adalah bekal yang cukup untuk mengarungi kehidupan. Percayalah bahwa setiap keputusan yang kita ambil sudah ada yang mengatur rezekinya. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya. InsyaAllah, semuanya akan berjalan dengan baik sesuai dengan kehendak-Nya.
Sesi pertama menghadirkan Aris Setiawan, S.Psi, alumni Psikologi Islam angkatan 2017 yang saat ini menjadi praktisi HR yang malang melintang di berbagai perusahaan nasional, mulai dari PT Multindo Technology Utama, Mie Gacoan, Cimory Group, hingga Cold N Brew. Aris membuka materi dengan satu pertanyaan sederhana, “Apa yang membedakan kalian dengan ratusan ribu pencari kerja lain di luar sana?” Bagi Aris, jawabannya terletak pada personal branding. Melalui paparannya, Aris menekankan bahwa personal branding adalah proses panjang membangun citra diri yang otentik agar menonjolkan keunikan, keahlian, dan pengalaman profesional seseorang. LinkedIn, menurutnya, adalah “etalase digital” yang wajib dimaksimalkan para fresh graduate.
Ia menguraikan satu per satu elemen penting profil LinkedIn: mulai dari foto formal, headline yang sarat kata kunci, ringkasan About yang menggugah minat rekruter, hingga rekomendasi dari atasan atau dosen sebagai bukti kepercayaan diri di mata profesional. Bagi Aris, membangun profil saja tidak cukup. Alumni harus berani aktif berbagi insight, menulis pengalaman inspiratif, hingga memperluas jaringan dengan cara-cara yang elegan dan sopan. “LinkedIn itu bukan hanya tempat cari kerja, tapi juga tempat membangun reputasi. Jangan hanya pasang profil lalu hilang. Bangun percakapan, jaga interaksi. Itu yang akan membuat kalian terlihat berbeda,” pesan Aris di hadapan peserta.
Selepas rehat, pelatihan dilanjutkan dengan topik “CV & Surat Lamaran Efektif” bersama Arif Budiman, S.Psi. alumni Psikologi Islam angkatan 2017 . Lewat pembawaannya yang komunikatif, Arif membongkar tuntas cara menulis CV dan surat lamaran yang tak hanya sekadar formalitas, tapi benar-benar bisa menjual diri secara profesional. Dalam pemaparannya, Arif menekankan pentingnya CV yang ATS-friendly, yaitu format CV yang mudah terbaca oleh sistem penyaringan otomatis yang kini banyak digunakan perusahaan. Struktur CV yang rapi, kata kunci yang relevan, serta pencapaian yang ditulis dengan kata kerja aktif menjadi senjata agar CV tidak berakhir di folder rejected.
“Kalau kalian hanya menulis ‘Pernah bekerja di bagian administrasi’, itu sudah basi. Harus diubah jadi ‘Mengelola arsip administrasi dan menyusun laporan bulanan untuk 150+ data karyawan’. Ini membuat recruiter langsung paham kemampuan kalian,” jelas Arif sambil mencontohkan beberapa format kalimat yang bisa diadaptasi peserta. Di sesi surat lamaran, Arif membimbing peserta menulis surat resmi yang padat, personal, dan tepat sasaran. Dari salam pembuka, penjelasan profil diri, relevansi keahlian dengan posisi yang dilamar, hingga penutup yang menunjukkan antusiasme untuk dipanggil interview—semua dibedah tuntas.
Tak hanya mendengar teori, para peserta juga diajak praktik langsung menulis draft CV dan surat lamaran, kemudian mendapat masukan dari narasumber maupun rekan sesama peserta. Suasana Aula FUD pagi itu terasa hidup oleh diskusi, tanya jawab, dan sesi konsultasi singkat.
Melalui pelatihan sehari ini, IKA FUD berharap alumni tidak hanya pulang membawa catatan, tetapi juga pulang dengan akun LinkedIn yang aktif, CV yang siap bersaing, surat lamaran yang tepat sasaran, dan semangat baru untuk merintis karier di bidang dakwah, pendidikan, sosial, maupun industri kreatif. Dengan bekal teknis, strategi, dan nilai-nilai soft skill Islami, pelatihan ini menjadi jembatan nyata dari ruang kelas menuju dunia profesional yang penuh tantangan dan peluang. Ikut update informasi kegiatan alumni FUD dengan bergabung di instagram @ikafud.uinsurakarta (Tj)