16 May 2025

Bangun Kesadaran Diri Lewat Lensa Psikologi Islam, HMPS PI Gelar BSC 2025

 

Sukoharjo, Jumat, 16 Mei 2025 — Himpunan Mahasiswa Program Studi Psikologi Islam (HMPS PI) UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar seminar Building Spiritual Character (BSC) bertema “Understanding Self-Awareness Through the Perspectives of Islamic Psychology” di Mini Theater Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) UIN Raden Mas Said.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Psikologi Islam UIN Raden Mas Said, perwakilan organisasi mahasiswa (ORMAWA), dan mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Hukum Pidana Islam. Tercatat pula kehadiran enam delegasi mahasiswa dari luar kampus, seperti UIN Salatiga, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Setia Budi.

Dua narasumber utama yang dihadirkan dalam seminar ini adalah Raha Bistara, M.Ag dari Lakpesdan NU Sukoharjo Jawa Tengah dan Ayatullah Kutub Hardew, M.Psi., Psikolog, dosen Psikologi Islam UIN Raden Mas Said. Moderator seminar adalah Desi Fitri Cahyo Wulandari.

Seminar dibuka dengan suasana penuh kehangatan. Dua MC nonformal, Salwa dan Mega, mengawali kegiatan dengan ice breaking “tepuk buka tutup” yang mencairkan suasana. Acara kemudian dilanjutkan secara resmi oleh MC formal, Tiara Wijaya dan Najmi Al-Mujahidah, yang memandu pembukaan dengan bahasa yang tertib dan khidmat.

Rangkaian pembukaan mencakup tilawah Al-Qur’an oleh Melati, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars UIN Raden Mas Said, dan Mars Psikologi Islam yang dipimpin oleh dirigen Dhea. Sambutan pertama disampaikan oleh Lubna, selaku ketua panitia, dilanjutkan oleh Naily Arrozanah, perwakilan dari HMPS PI. Dalam sambutannya, Naily menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan kegiatan BSC.

“Building Spiritual Character merupakan kegiatan turun-temurun sebagai implementasi dari trilogi Psikologi Islam: profesional, berkarakter, dan berbakti. BSC ini merujuk pada bagaimana karakter Psikologi Islam diterapkan dalam kehidupan, serta bagaimana integrasi antara keilmuan Psikologi dan Islam berasal,” ungkap Naily. Ia juga menyampaikan bahwa BSC menjadi bagian dari rangkaian Psychisfest #3, yang meliputi lomba nasional, Psikologi Islam Peduli (PIP), dan Psikreatif. Acara secara resmi dibuka oleh Dr. Gadis Deslinda, M.Psi., Psikolog, mewakali Koordinator Prodi Psikologi Islam.

Dalam sesi materi pertama, Raha Bistara, M.Ag. mengupas tentang pentingnya memahami diri melalui kacamata Islam. Ia menegaskan bahwa solusi atas problematika hidup terletak pada kembali kepada Al-Qur’an. “Kita sebagai umat muslim diciptakan di dunia ini sebagai umat terbaik. Kalau kita disebut sebagai umat terbaik, tentu dalam segala problem apapun yang terkait dengan dunia, jawabannya semua ada di Qur’an. Ketika dalam masalah dunia tidak kembali kepada ajaran Islam, maka tidak akan menemukan jawaban atas problematika yang dihadapi,” jelas Raha.

Ia menekankan pentingnya mengendalikan jiwa (nafs) agar tidak terjebak dalam perilaku destruktif. Empat jenis nafsu menurutnya harus dikenali: nafsu amarah (emosional), lawwamah (biologis), supiah (duniawi), dan mutmainah (spiritual). Ia juga mengaitkan pembahasan ini dengan teori Sigmund Freud mengenai keseimbangan id, ego, dan superego, serta menutup dengan ayat QS. Al-Mudatsir:36.

 

Sementara itu, Ayatullah Kutub Hardew, M.Psi., Psikolog., membahas konsep self-awareness atau kesadaran diri dari sudut pandang psikologi modern dan Islam. Menurutnya, kesadaran diri tidak hanya mengenal siapa kita, tetapi juga menyadari dampak keberadaan kita terhadap lingkungan. “Self-awareness adalah sejauh mana kita mampu melihat diri kita sendiri dan memahami dampak keberadaan kita terhadap lingkungan sekitar,” jelas Ayatullah, mengutip pandangan London (2023). Ia juga mengulas teori self-concept dari Carl Rogers, yang menjelaskan bahwa persepsi diri dan perilaku seseorang bertujuan agar pandangan orang lain terhadap dirinya selaras dengan pandangan dirinya sendiri. “Kesadaran diri bukanlah suatu kebenaran tunggal, melainkan keseimbangan rumit dari dua sudut pandang berbeda yang bahkan bisa saling bertentangan,” ungkapnya.

Menjelang akhir sesi, kedua narasumber memberikan closing statement. Raha mengajak peserta untuk menjaga ibadah lahir dan batin sebagai Muslim kaffah, sementara Ayatullah mengingatkan pentingnya tidak menilai lingkungan sosial hanya dari sudut pandang pribadi.

Acara ditutup oleh MC formal, dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber dan moderator, sesi foto bersama, serta kesan pesan dari peserta yang disambut penampilan akustik oleh Faiz dan Nayra. Seluruh rangkaian seminar ditutup dengan suasana yang hangat dan penuh refleksi.

Untuk informasi terkini seputar Program Studi Psikologi Islam, masyarakat dapat mengikuti akun resmi Instagram Prodi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta di di pi.uinsurakarta.(Tj*)

Bangun Kesadaran Diri Lewat Lensa Psikologi Islam, HMPS PI Gelar BSC 2025