Arifatu Nuzul Qodziy Mushidqi*
Kata teknologi berakar dari bahasa yunani, technologia, techne yang yang berarti "keahlian" dan logia yang berarti "pengetahuan" sedangkan kata Teknologi sendiri mengarah pada objek benda yang dipergunakan untuk mempermudah aktivitas yang dilakukan manusia, seperti mesin, perkakas atau perangkat keras. Seperti yang kita ketahui, saat ini kita telah memasuki era digital yang ditandai dengan perkembangan luar biasa di bidang teknologi internet. Komputer yang kemampuannya terus berkembang menjadi lebih hebat karena tersambung ke sebuah jaringan besar yang bernama internet.
Pada era digital seperti saat ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. Teknologi sudah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan apapun, baik menyelesaikan tugas ataupun suatu pekerjaan. Adanya peran penting dari teknologi inilah yang membawa peradaban manusia masuk pada era digital. Teknologi pada era digital ini telah membawa banyak perubahan bersifat positif yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Namun, di satu sisi teknologi juga banyak membawa pengaruh negatif bagi umat manusia. Dampak negatif inilah yang menjadi tantangan bagi umat manusia pada era digital saat ini. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini juga menyebabkan maraknya kejahatan pada dunia maya atau yang dikenal juga dengan istilah cybercrime, suatu kejahatan yang terjadi pada dunia maya melalui komputer, perangkat seluler, maupun jejaring internet lainnya.
Teknologi digital telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Teknologi dapat membuka wawasan dan memberikan informasi, tetapi juga dapat menimbulkan ancaman bagi pembentukan moral remaja. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, remaja terlibat dalam dunia digital yang kompleks, yang menimbulkan pertanyaan mendalam tentang dampaknya terhadap nilai, etika, dan identitas mereka. Remaja saat ini tumbuh dan berkembang dalam dunia digital yang saling terhubung, di mana mereka dapat mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah. Namun, teknologi bukan hanya alat yang memfasilitasi informasi dan interaksi, tetapi juga dapat membentuk nilai-nilai dan moral seorang remaja. Interaksi remaja dengan teknologi dapat memengaruhi cara mereka memahami dunia, membentuk identitas, dan menghadapi tantangan moral. Penggunaan teknologi digital yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan perilaku remaja. Selain itu, penggunaan teknologi digital yang tidak terkontrol juga dapat menghambat kemampuan remaja dalam berinteraksi secara sosial dan mengembangkan keterampilan interpersonal.
Tulisan ini berupaya mengeksplorasi peran teknologi dalam pembentukan moral remaja, dengan menyoroti kedua sisi dari poin tersebut, yaitu membuka wawasan tentang manfaat positif teknologi dalam memperluas pengetahuan dan kreativitas remaja, sekaligus menginvestigasi potensi ancamannya yang dapat merugikan pembentukan nilai dan moral remaja. Dengan memahami kedua sisi dari pengaruh teknologi, essai ini berusaha memberikan pemahaman yang holistik tentang bagaimana remaja dapat memanfaatkan teknologi secara bijak, dengan tetap membangun moral serta karakter yang kuat.
Pembuka Wawasan
Adanya kemajuan teknologi yang terjadi pesat pada masa ini tentu memberi dampak positif bagi semua orang, tak terkecuali bagi para remaja. Majunya teknologi pasti akan disertai juga dengan berkembangnya fasilitas atau fitur yang bisa diakses pada teknologi tersebut, seperti misalnya pada kamputer atau handphone. Berbicara soal handphone atau yang disebut juga dengan telepon gengam, benda ini sudah marak beredar di berbagai kalangan, entah itu orang tua ataupun para remaja sendiri. Keberadaan telepon pintar ini tentu sangat membantu penggunanya untuk mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Selain itu, teknologi memberikan platform bagi remaja untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Banyak tersedia aplikasi kreatif yang memungkinkan para remaja dapat mengeksplorasi minat, bakat, ataupun kemampuan yang mereka miliki seperti pada bidang seni, musik, dan fotografi. Namun, jika mereka tidak memiliki kemampuan sama sekali dalam hal tersebut, tidak perlu resah. Karena tentu masih terdapat solusi untuk menangani hal tersebut seperti memanfaatkan fitur yang ada untuk mempelajarinya secara otodidak. Bisa dilakukan melalui YouTube atau situs lain yang tentu telah tersedia pada telepon pintar saat ini. Kemudian, jika mereka sudah berhasil menciptakan atau menghasilkan karya dari platform yang tersedia. Selanjutnya, hasil karya mereka nantinya dapat dengan mudah dibagikan dan diakses oleh komunitas global yang dampaknya dapat memberikan pengakuan positif ataupun dukungan. Selain itu, teknologi juga berperan pada akses terhadap informasi dan pembelajaran online.
Teknologi telah menghadirkan era baru dalam pendidikan dan akses informasi. Remaja sekarang ini dapat dengan mudah menjelajahi pengetahuan global melalui internet, mengakses berbagai wawasan yang sebelumnya belum mereka ketahui. Mereka akan dengan mudah memperoleh akses ke sumber daya pendidikan online, platform e-learning, dan aplikasi pembelajaran yang nantinya dapat membantu mereka agar mampu belajar kapan saja dan di mana saja. Kemudahan untuk mengakses berbagai pengetahuan ini menurut penulis dapat menggugah rasa ingin tahu para remaja dan juga memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan bagi masa depan mereka.
Ancaman bagi Pembentukan Moral
Dibalik kemajuan pesat era ini, teknologi juga memberikan tantangan serius terhadap pembentukan moral remaja. Kecanduan teknologi, terutama handphone, dapat menjadi ancaman serius terhadap kesehatan mental mereka. Handphone yang canggih dan sudah di lengkapi oleh aplikasi-aplikasi memadai di dalamnya, seperti misalnya WhatsApp, Facebook, YouTube dan, Instagram banyak diminati, khususnya dikalangan remaja karena memiliki manfaat sebagai media komunikasi serta wadah interaksi di jaman modern ini. Handphone yang canggih sekarang ini menyuguhkan setumpuk kebermanfaatan bagi para penggunanya apabila digunakan dengan benar, salah satunya dengan adanya platform bernama google, remaja dapat browsing dan searching mengenai informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah cukup dengan mengandalkan handphone yang canggih. Caranya sangat mudah, mereka hanya perlu menuliskan keyword apa yang ingin mereka cari, maka mereka akan langsung mendapatkan hasil pada mesin pencarian tersebut. Namun, disisi lain remaja juga harus cermat dalam menggunkan google, para remaja diharapkan agar tidak membuka pencarian yang sekiranya tidak mereka butuhkan. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir pengaruh buruk dari google tersebut.
Selain itu, handphone yang sudah canggih biasanya dapat digunakan untuk mengakses game online. Menurut pengamatan yang terjadi di sekitar, diketahui bahwa game online ini awalnya di akses sekedar hanya untuk media hiburan di waktu senggang saja. Namun, lambat laun para pengaksesnya seakan dilupakan oleh adanya dunia nyata, banyak remaja yang bermain game online sampai lupa waktu. Hal ini kemudian memicu para remaja melalaikan tanggung jawab yang mereka punya, seperti halnya melalaikan perintah agama ataupun mengacuhkan perintah dari orang tua.
Konsumsi berlebihan pada handphone juga dapat membuat remaja menjadi anti sosial yang dimana hal ini terjadi karena jarangnya mereka bersosialisasi dengan masyarakat atau orang disekitar. Menurut pengamatan yang ada di sekitar lingkungan, remaja yang memiliki handphone canggih merupakan salah satu faktor penyebab perilaku ataupun moral remaja jadi menurun. Selain itu, biasanya remaja yang merasa bebas dalam penggunaan handphone tanpa pengawasan dari orang tua, menjadikan para remaja lebih leluasa mengakses atau menyebarkan konten-konten dewasa yang berbau porno.
Tidak terbatasnya akses informasi yang ada juga menjadi salah satu faktor yang memicu para remaja kehilangan kebudayaan asli. Kebanyakan remaja saat ini telah mencontoh budaya luar entah itu perkataan, perilaku ataupun gaya berpakaian budaya luar yang sebenarnya kurang baik untuk mereka contoh, hal ini merupakan salah satu ancaman pembentukan yang membuat moral remaja jadi merosot. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan handphone yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi pada remaja.
Peran Media Sosial dalam Pembentukan Identitas
Adanya perkembangan teknologi ini juga semakin mempermudah remaja untuk mengakses media sosial yang bahkan saat ini merupakan salah satu platform yang sering diakses oleh kalangan remaja di luaran sana. Media sosial juga dapat memainkan peran dalam pembentukan identitas remaja. Remaja bisa saja dengan mudah merasa tertekan karena adanya pengharusan pada diri mereka untuk mencocokkan standar yang ada dan mungkin itu tidak realistis dengannya. Hal ini di picu hanya karena adanya paparan dari media sosial tersebut, seperti contohnya gambaran tubuh yang ideal serta gaya hidup glamor orang-orang di platform tersebut.
Adanya paparan tersebut membuat para remaja berupaya untuk mendapatkan validasi dan penerimaan dari teman sebayanya, biasanya para remaja tergoda untuk menyesuaikan identitas online mereka dengan ekspektasi populer yang ada dalam media sosial. Hal ini yang akhirnya menjadikan ketidakselarasan antara citra online dan kehidupan nyata para remaja, yang menciptakan ketidakcocokan moral dan perlu diatasi. Dorongan untuk mendapatkan validasi sosial melalui jumlah "like" dan "followers" seringkali menggeser nilai-nilai inti moral seperti empati dan penghargaan terhadap perbedaan. Dalam mengeksplorasi dampak media sosial terhadap moral remaja, penting untuk memahami peran platform ini dalam pembentukan identitas remaja. Media sosial memberikan panggung besar di mana remaja dapat membentuk citra diri mereka.
Tantangan Moral dalam Penggunaan Teknologi oleh Remaja
Masalah moral, merupakan satu masalah yang menjadi perhatian banyak orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju, maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Karena kerusakan moral pada seseorang dapat mengganggu ketentraman orang lain. Jika dalam suatu masyarakat terdapat banyak orang yang rusak moralnya, maka akan goncang pula keadaan masyarakat tersebut. Selain masalah identitas, teknologi juga menghadirkan tantangan moral khusus, termasuk etika online dan risiko perilaku cyberbullying.
Dalam dunia maya yang semakin kompleks, remaja harus belajar bagaimana berkomunikasi secara etis, menghormati privasi orang lain, dan menghindari penyebaran informasi palsu atau merugikan. Bagaimana kita dapat menjembatani kesenjangan antara pembukaan wawasan dan ancaman moral yang dihadapi oleh remaja dalam era teknologi?
Strategi pembentukan karakter menjadi kunci utama. Pendidikan tentang penggunaan bijak teknologi, pengembangan keterampilan kritis dalam menyaring informasi online, dan pembinaan nilai-nilai moral harus menjadi bagian integral dari pendidikan remaja. Aktivitas luar ruangan dan keterlibatan sosial juga memegang peran penting dalam pembentukan karakter. Remaja perlu diberdayakan untuk mengambil keputusan moral secara mandiri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka, baik dalam dunia maya maupun nyata. Tantangan moral ini menuntut peran orang tua dan pendidik dalam memberikan panduan dan pendidikan yang memadai. Mereka perlu mendukung remaja dalam mengembangkan kesadaran etis dan kemampuan mengelola konflik online dengan cara yang positif.
Jadi, teknologi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, seperti udara yang kita hirup. Kita tidak bisa menghindarinya, tetapi kita bisa mengendalikannya. Oleh karena itu, kita harus belajar menguasai dan mengendalikan teknologi digital agar dapat menggunakannya dengan bijak dan bermanfaat. Selain itu, kita juga perlu menyadari bahwa teknologi ini memiliki dua wajah yaitu sebagai pembuka wawasan, yang dimana teknologi ini memberikan peluang tak terbatas untuk pertumbuhan dan pengembangan. Namun, juga sebagai ancaman moral, teknologi dapat membawa risiko serius terhadap kesehatan mental, identitas, dan perilaku etis remaja. Untuk mencapai keseimbangan yang sehat, kita perlu mengadopsi strategi pembentukan karakter yang komprehensif. Orang tua, pendidik, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mendukung remaja dalam menghadapi perkembangan teknologi pada era ini.
*Mahasiswa Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta