Kemahasiswaan

Kegiatan kemahasiswaan Prodi Psikologi Islam diwadahi dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi Psikologi Islam (HMPS PI). HMPS Psikologi Islam mewadahi Mahasiswa Psikologi Islam dalam pengembangan penalaran, minat dan bakat mahasiswa.

HMPS Psikologi Islam terdiri dari 3 Departemen yaitu Departemen Pengembangan Potensi Sumber Daya Mahasiswa atau PPSDM, Departemen Kominfo, dan Departemen Keilmuan.

Setiap Departemen bekerja sama untuk mengsukseskan program kerja yang telah dirancang di awal kepengurusan serta menyelesaikannya dengan baik sampai akhir kepengurusan.

Informasi kegiatan HMPS Psikologi Islam klik di sini 

Muhammad Fauzan, Raih Juara 1 Lomba Non Akademik NIPF 2024

Muhammad Fauzan, Raih Juara 1 Lomba Non Akademik NIPF 2024

Yogyakarta, Minggu 25 Februari 2024 bertempat di kampus UII Yogyakarta Muhammad Fauzan Mahasiswa Prodi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta menerima penghargaan sebagai juara 1 lomba nasional non akademik bidang Fotografi dalam gelaran bertajuk  National Islamic Psychology Fair (NIPF) Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh  IMAMUPSI UII berkolaborasi dengan IMAMUPSI Nasional.

Tema Fotografi yang diangkat Muhammad Fauzan  adalah “Ketika Remaja Muslim Berdoa, Berserah Diri Dan Tawakal Di Tengah Stres” Menurut Fauzan, dalam konteks psikologi Islam, kisah seorang remaja yang mengalami stres dan kemudian berusaha untuk mengatasi dengan berdoa dan tawakal merupakan perjalanan spiritual yang mendalam. Remaja tersebut menyadari bahwa kekuatan dan ketenangan sejati dapat ditemukan melalui hubungan yang kuat dengan Allah SWT.

Setiap kali remaja tersebut merasakan tekanan atau kecemasan, ia berpaling kepada Allah dalam doa, memohon petunjuk, kekuatan, dan kesabaran. Dalam proses ini, ia belajar untuk melepaskan kontrol yang berlebihan atas situasi dan mempercayakan segala sesuatu kepada kehendak Allah. Tawakalnya menjadi landasan yang kokoh di tengah badai kehidupan.

Dengan memahami prinsip-prinsip psikologi Islam, remaja tersebut juga menyadari pentingnya ikhtiar dan upaya dalam menjalani kehidupan. Doa dan tawakal tidak hanya sebagai pengganti tindakan, tetapi sebagai penguat dan peneguh hati dalam menghadapi cobaan. Melalui perjalanan ini, remaja itu belajar untuk memahami dirinya sendiri, meningkatkan kesadaran spiritualnya, dan menemukan ketenangan dalam pengabdian kepada Allah. Ia menemukan bahwa dalam kelemahannya, ada kekuatan yang tak terhingga ketika ia berada dalam naungan rahmat dan kasih sayang-Nya. (Tj)