Oleh Darmayta Alfian Darwis
Autisme bukanlah suatu penyakit. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Mencapai kemandirian adalah harapan setiap orangtua bagi anaknya. Kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, kemandirian mencakup pemahaman apa yang perlu dilakukan, kapan harus dilakukan, seberapa sering harus dilakukan, kapan dimulaii, dan kapan harus dihentikan. Berlatih kemandirian sungguh-sungguh menuntut kesabaran, praktek, dan kemauan untuk mengambil risiko kegagalan.
Proses menuju kemandirian bagi anak-anak dengan autisme merupakan proses yang melelahkan bagi anak, orangtua, pengasuh, dan setiap profesional yang terlibat didalamnya. Hal itu disebabkan kemandirian bagi anak dengan autism memiliki pemahaman yang unik dan beragam bahkan di dalam satu range usia yang sama.
Lalu apa arti kemandirian bagi anak dengan autisme?
1. Mencoba melakukan apa yang ia perlukan secara sendiri sesuai kemampuannya.
Menyatakan keinginan secara adaptif baik dengan lisan, tulisan, atau gesture merupakan salah satu awal kemandirian bagi anak dengan autism. Bagi anak kebanyakan kemampuan ini datang seiring dengan bertambahnya usia, namun proses yang berbeda dialami oleh anak-anak dengan autism. Proses tersebut berinteraksi dengan karakteristik anak menghasilkan cara menyatakan keinginan yang unik dan khas di masing-masing anak, ada yang menggunakan teknik picture exchange, ada menggunakan media tulisan elektronik, ada yang menggunakan bahasa isyarat, dan banyak pula yang menggunakan verbal lisan dengan aksen yang khas.
2. Berkembang melintasi batas usia
Ada beberapa anak yang perkembangannya jauh lebih cepat dari teman-teman seusianya namun tiba-tiba berhenti/mundur dan juga ada beberapa anak-anak yang perkembanganya sejak awal lebih lambat dari teman-teman seusianya. walaupun usia badannya bertambah terus dan terus lagi, usia tidak pernah menjadi hambatan bagi anak-anak dengan autism untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya.
Di usia menginjak 12 tahun cukup banyak anak dengan autism berlatih mencapai kemandirian yang berkaitan dengan kebersihan badannya. Walaupun demikian, mereka tidak menolak dan tetap menjalankan pelatihan dari orangtua untuk menjadi individu mandiri kelak.
3. Kemandirianku belum tentu kemandiriannya
Latihan kemandirian untuk anak dengan autism disusun berdasarkan kemampuan saat ini, kondisi kehidupan sehari-hari, dan keperluan dasar pelatihan di tahapan selanjutnya. Oleh karena itu latihan kemandirian antar dua anak dengan autism yang berusia sama ada kemungkinan akan berbeda.
4. Mandiri namun tetap perlu dibantu
Pada beberapa anak, kemandiran terbatas pada beberapa aspek trainable (dapat dilatih). Hal itu menyebabkan anak tetap membutuhkan bantuan dalam beraktivitas sehari-hari terutama pada aspek-aspek yang menjadi kelemahannya. Tak jarang di kehidupan sehari-hari, kita melihat anak dengan autism dapat makan dan berpakaian sendiri secara mandiri namum memerlukan prompt (pengarahan) untuk membersihkan dirinya.
5. Mandiri adalah cita-citaku
Menjelang remaja, menjadi mandiri seringkali menjadi cita-cita anak dengan autism. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemandirian adalah sebuah proses berkepanjangan yang terus dijalani dan diusahkan oleh anak-anak dengan autism termasuk didalamnya adalah kemandirian secara finansial.