13 October 2025

Dosen Prodi Psikologi Islam Ajak Siswa MAN 3 Boyolali Tetap Jaga Keseimbangan Intelektual dan Kesehatan Mental

Boyolali, 13 Oktober 2025 — Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan literasi psikologi Islami di lingkungan pendidikan. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam bentuk Program Penguatan Mutu Berbasis Prodi 2025, tim Psikologi Islam hadir di MAN 3 Boyolali untuk menggelar kegiatan bertajuk “Psikoedukasi Islami Berbasis Pemetaan Kecerdasan (CFIT) sebagai Strategi Penguatan Islamic Well-being Siswa.” Subtema kegiatan, “Kecerdasan sebagai Amanah Ilahi: Menumbuhkan Kesadaran Spiritual atas Potensi Akal Siswa,” dikembangkan lebih lanjut menjadi pembahasan utama berjudul “Keseimbangan Intelektual dan Kesehatan Mental di Zaman Penuh Tantangan.” Kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman akademik, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran spiritual dan emosional para siswa agar lebih siap menghadapi tantangan zaman modern.

Usai pembukaan oleh tim dosen bersama kepala madrasah dan para guru di masjid MAN 3 Boyolali, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test) di beberapa kelas. Tes ini dilaksanakan di bawah pengawasan Tim Asesmen Psikologi dari Pusat Layanan Psikologi Taqwiya UIN Raden Mas Said Surakarta. Suasana kegiatan berlangsung serius namun tetap hangat. Tim asesmen memberikan pengarahan teknis mengenai tata cara pengerjaan serta tujuan pelaksanaan pemetaan kecerdasan. Para siswa mengikuti dengan antusias dan penuh konsentrasi, mencerminkan rasa ingin tahu serta kesungguhan mereka untuk mengenali potensi kognitif masing-masing. Tes CFIT ini tidak hanya menjadi alat ukur kemampuan intelektual, tetapi juga langkah awal membangun kesadaran diri siswa terhadap potensi, kekuatan berpikir, dan gaya belajar mereka. Hasil pemetaan ini nantinya menjadi dasar dalam perancangan strategi pendampingan psikologis serta penguatan motivasi belajar agar siswa dapat berkembang sesuai potensi unik yang dimiliki.

Kegiatan PkM ini menghadirkan empat narasumber utama, yaitu Zainal Muttaqin, M.A., M.A., Ph.D, Dr. Retno Pangestuti, M.Psi., Psikolog, Hj. Elvi Naimah, Lc., M.Ag, dan Mufarridah Layalia, S.Psi., M.A. Para narasumber berkolaborasi menyampaikan materi dengan pendekatan psikoedukatif, reflektif, dan interaktif agar siswa lebih mudah memahami konsep keseimbangan antara potensi intelektual dan kesehatan mental dalam bingkai nilai-nilai Islam. Dalam sesi utama, para siswa diajak untuk merenungkan makna akal dan kecerdasan sebagai karunia dari Allah SWT yang harus disyukuri serta dimanfaatkan untuk kemaslahatan. Fasilitator menekankan bahwa kecerdasan bukan sekadar alat untuk meraih prestasi duniawi, tetapi amanah Ilahi yang membawa tanggung jawab moral dan spiritual.

“Menjadi pelajar adalah kekuatan dan harapan bangsa. Maka penting bagi mereka untuk memahami kondisi mentalnya dan belajar mengelolanya,” ujar Zainal Muttaqin dalam sesi motivasi yang disambut tepuk tangan hangat peserta. Sementara itu, Dr. Retno Pangestuti, M.Psi., Psikolog, menyoroti pentingnya kesadaran akan kesehatan mental di tengah tekanan akademik dan sosial yang semakin kompleks. “Bahagia adalah emosi yang paling singkat, sementara kesedihan dan kecemasan sering kali bertahan lebih lama. Karena itu, menjaga kesehatan mental menjadi sangat penting bagi pelajar, santri, maupun mahasiswa,” ujarnya.

Para narasumber juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara daya pikir dan daya zikir. “Ilmu tanpa nilai spiritual dapat kehilangan arah. Kecerdasan yang diiringi kesadaran ilahiah akan menumbuhkan keikhlasan, tanggung jawab, dan ketenangan batin dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan,” terang Hj. Elvi Naimah.

Sebagai bagian dari psikoedukasi, peserta diajak mengikuti kegiatan “Check Kesehatan Mental Kita,” yakni pengisian kuisioner reflektif untuk mengenali kondisi emosional dan tingkat kesejahteraan psikologis. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mulai menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara fisik, sosial, dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Tim Psikologi Islam juga menjelaskan berbagai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi kesehatan mental, sekaligus meluruskan stigma dan pandangan keliru di masyarakat, seperti anggapan bahwa gangguan mental adalah aib atau tidak bisa disembuhkan. Suasana semakin khidmat ketika para pemateri mengaitkan kesehatan mental dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Ayat-ayat seperti QS. Al-Baqarah [2]:153 dan QS. Ar-Ra’d [13]:28 dipaparkan sebagai pedoman spiritual dalam menghadapi tekanan hidup. “Dengan sabar dan salat, hati menjadi tenang. Inilah bentuk terapi spiritual dalam Islam,” ujar Hj. Elvi Naimah. Sebagai penutup, Mufarridah Layalia, S.Psi., M.A., mengajak peserta untuk menjalankan ikhtiar sehat mental secara berkelanjutan. Upaya preventif dilakukan melalui sharing, caring, olahraga, menjaga hobi, istirahat cukup, dan pola makan sehat, sementara upaya kuratif meliputi konseling, terapi psikologis, dan pendampingan profesional.

Melalui kegiatan ini, Tim Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta berharap para siswa MAN 3 Boyolali semakin memahami pentingnya keseimbangan antara intelektualitas, spiritualitas, dan kesehatan mental. Kesadaran ini diharapkan melahirkan generasi muda yang cerdas secara intelektual, matang secara emosional, kuat secara spiritual, dan siap menjadi agen kebaikan di tengah tantangan zaman. Informasi lebih lanjut mengenai Program Studi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta dapat diakses melalui akun resmi Instagram di pi.uinsurakarta.  (Liya*)

 

Dosen Prodi Psikologi Islam Ajak Siswa MAN 3 Boyolali Tetap Jaga Keseimbangan Intelektual dan Kesehatan Mental