10 October 2025

Dosen Psikologi Islam UIN Palembang Jadi Dosen Tamu, Angkat Tema Motivasi dan Emosi Anak Berbakat dalam Perspektif Islam

 

Sukoharjo, 10 Oktober 2025. Program Studi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menyelenggarakan kegiatan akademik inspiratif berupa Visiting Lecture dengan tema “Motivasi dan Emosi dalam Psikologi Pendidikan Anak Berbakat: Perspektif Psikologi Islam.” Kegiatan yang berlangsung di Ruang UD 307 FUD ini menghadirkan narasumber tamu, yaitu Kusumasari K. H. Darmayanti, M.Si., dosen Psikologi Islam UIN Raden Fatah Palembang.

Dalam sambutannya, Dr. Ernawati, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Anak Berbakat, menyampaikan bahwa kegiatan Visiting Lecture ini menjadi bagian penting dari upaya memperkaya wawasan mahasiswa Psikologi Islam terhadap dinamika motivasi dan emosi dalam konteks pendidikan anak berbakat. Menurutnya, memahami aspek psikologis anak berbakat tidak hanya membutuhkan pendekatan ilmiah, tetapi juga pemaknaan spiritual sesuai dengan nilai-nilai Islam. Beliau menekankan bahwa melalui kuliah tamu ini, mahasiswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara teori psikologi modern dengan konsep-konsep Islami yang menekankan keseimbangan antara akal, hati, dan spiritualitas dalam mendidik serta membimbing anak berbakat.

Dr. Ernawati juga menyampaikan apresiasi kepada narasumber, Kusumasari K. H. Darmayanti, M.Si., atas kesediaannya berbagi ilmu dan pengalaman, serta kepada seluruh mahasiswa yang antusias mengikuti kegiatan ini hingga selesai. “Semoga melalui kegiatan ini, mahasiswa semakin memahami bahwa potensi luar biasa yang dimiliki anak berbakat perlu diarahkan dengan penuh kasih sayang, kesadaran emosional, dan landasan nilai-nilai keislaman,” tuturnya.

Kegiatan ini disambut antusias oleh mahasiswa karena membahas topik penting mengenai hubungan antara motivasi, emosi, dan pembelajaran, khususnya dalam konteks anak berbakat yang dilihat dari sudut pandang Psikologi Islam. Melalui kuliah ini, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa motivasi dan emosi merupakan aspek mendasar dalam keberhasilan belajar yang tidak hanya berkaitan dengan kemampuan intelektual, tetapi juga keseimbangan psikologis dan spiritual.

Dalam pemaparannya, Kusumasari K.H. Darmayanti menjelaskan bahwa motivasi merupakan dorongan internal yang menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan, guru memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya motivasi siswa. Ia menjelaskan bahwa motivasi dapat tampak dalam tiga bentuk keterlibatan, yaitu perilaku, kognitif, dan emosional. Ketiganya saling berkaitan dalam membentuk kesiapan belajar siswa.

Kusumasari juga menyoroti teori-teori yang menjelaskan dasar motivasi manusia, seperti teori self-determination yang menekankan pentingnya tiga kebutuhan psikologis utama, yaitu otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Menurutnya, anak berbakat perlu memperoleh ruang untuk mengekspresikan otonominya, merasa mampu atas pencapaiannya, serta mendapatkan dukungan sosial yang hangat dari lingkungan. Motivasi intrinsik yang muncul dari rasa senang, minat, dan makna pribadi akan jauh lebih kuat dibandingkan motivasi yang bergantung pada hadiah eksternal. Guru, oleh karena itu, perlu menjadi fasilitator yang membantu siswa menemukan makna dari setiap kegiatan belajar.

Selain membahas motivasi, Kusumasari juga menyinggung peran emosi dalam proses pembelajaran. Ia menegaskan bahwa emosi positif seperti antusiasme, rasa ingin tahu, dan percaya diri dapat meningkatkan fokus dan efektivitas belajar, sedangkan emosi negatif seperti kecemasan dan rasa takut gagal justru dapat menghambat perkembangan anak. Dalam Psikologi Islam, pengelolaan emosi tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai spiritual. Islam mengajarkan mujahadah an-nafs, yaitu kemampuan untuk mengendalikan dorongan dan emosi agar tetap seimbang. Anak berbakat yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak mampu mengelola emosinya dengan baik, berpotensi mengalami tekanan psikologis dan kehilangan makna dalam proses belajar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendidikan anak berbakat seharusnya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada kesejahteraan psikologis dan spiritualnya. Dengan bimbingan guru yang memahami dinamika emosi dan motivasi siswa, proses belajar dapat menjadi sarana pengembangan diri yang utuh. Regulasi emosi perlu diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif, empatik, dan berorientasi pada kebahagiaan belajar.

Melalui kegiatan Visiting Lecture ini, mahasiswa Psikologi Islam memperoleh pemahaman mendalam tentang bagaimana teori-teori psikologi modern dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Diskusi interaktif yang berlangsung juga membuka ruang refleksi tentang bagaimana seorang calon psikolog Islam dapat membantu anak berbakat mengembangkan potensinya secara optimal, tanpa kehilangan keseimbangan emosional dan spiritual.

Menutup kegiatan, Dr. Retno Pangestuti, M.Psi., Psikolog, selaku Ketua Jurusan Psikologi dan Psikoterapi, menyampaikan apresiasi kepada para narasumber atas kontribusinya dalam memperkaya wawasan mahasiswa. Ia berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memperkuat karakter keilmuan Psikologi Islam yang humanis dan berorientasi pada kesejahteraan psikologis. Melalui integrasi antara ilmu, nilai, dan spiritualitas, diharapkan mahasiswa Psikologi Islam mampu menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berjiwa empatik, berakhlak, dan siap berkontribusi bagi kemaslahatan umat. Informasi lebih lanjut mengenai Program Studi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta dapat diakses melalui akun resmi Instagram di pi.uinsurakarta.  (Tj*)

Dosen Psikologi Islam UIN Palembang Jadi Dosen Tamu, Angkat Tema Motivasi dan Emosi Anak Berbakat dalam Perspektif Islam