IMG20181031092806.jpg
Lyra Puspa (President of Vanaya Coaching International)

Psikologi Islam menghadiri undangan kuliah tamu bertema Applied Neuroscience for Better Life. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret menghadirkan berbagai rumpun kejuruan dan konsentrasi yang bersinggungan dengan kedokteran, seperti kesehatan, biokimia, biologi, fisiologi, farmakologi, psikologi, psikiatri, anatomi, dll. dari berbagai kampus negeri maupun swasta di Surakarta.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Oktober 2018 dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Hartono, dr., M. Si. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk jaringan dan mengintegrasikan keilmuan yang besinggungan, terutama di wilayah Surakarta agar bisa berkolaborasi karena satu bidang ilmu dengan bidang ilmu yang lain akan memberi manfaat dan bisa membentuk suatu solusi kebutuhan manusia. “Seperti halnya neuroscience yang akan kita bahas pada seminar ini, akan bersinggungan dengan bidang ilmu lain dan bisa diterapkan dihampir semua bidang profesi, karena ilmu itu saling bersinggungan tidak bisa terkotak-kotak sendiri” terang Dekan Fakultas Kedokteran.

Moderator  dr. Nanang Wiyono, M. Kes. menyampaikan bahwa menurut Prof. Yohanes Surya, ilmu masa depan yang berkembang di dunia itu ada empat, yaitu bioteknologi, teknologi informasi, nanoteknologi, dan neuroscience. Salah satunya yang akan dibahas adalah neuroscience yang aplikasinya saat ini tidak hanya dalam bidang neurologi, bidang psikiatri, psikologi namun juga pada bidang ekonomi (neuroeconomi), bidang pendidikan (neuroeducation), bidang agama dan spiritual (neuroteology), dan masih banyak yang lain.

Dua narasumber hadir untuk menyampaikan materi tentang neuroscience. Pemateri pertama adalah Ibu Lyra Puspa, Ir., M.M., PCC., ECPC. (Founder Vanaya Coaching International) yang bergerak di bidang pengaktifan sumber daya manusia. Beliau menyampaikan materi dengan judul Apllied High Performance, istilah umum Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Sebagai praktisi materi yang disampaikan oleh Ibu Lyra banyak berkaitan dengan riset-riset di perusahaan dan penerapan neuroscience di bidang industri dan organisasi. Applied Neuroscience sangat memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan organisasi, di antaranya aplikasinya adalah neuroscience for high performance, neurometrics, coaching to stimulate brain, dan  brain-based coaching impact, yang terbagi lagi menjadi neuroleadership, neurocoaching, neurocommunication, neuromarketing, neuroperformance, dan neurofinance. Melalui Applied Neuroscience, perusahaan sekelas Microsoft (Amerika) melalukan perubahan kultur organisasi yakni dari bekerja secara kompetisi ke bekerja secara kolaborasi. Bekerja secara kolaborasi bisa meningkatkan kinerja dan produktifitas (saham) perusahaan, antar departemen pekerjaan pun saling membantu untuk bisa meningkatkan performance, sehingga Microsoft sekarang banyak menghasilkan inovasi. Tak hanya di Microsoft, penerapan neuroscience oleh Vanaya International juga dilakukan pada perusahaan Google, yaitu menginisiasi program Google SIY (Search Inside Yourself) yang berhasil menurunkan tingkat stress karyawan dan mempengaruhi tingkat performance lebih tinggi,  keberhasilan Google SIY akhirnya di terapkan menjadi kurikulum pendidikan resmi di Bhutan. Di Amerika Serikat penerapan Inter-Brain Synchrony, pada aplikasi Tinder (aplikasi perjodohan melalui media online) yakni dengan instrumen neural syncrhrony. Pengukuran yang digunakan adalah neurometri dengan alat Digibrain qEEG Neurometrik, ini juga sudah dilakukan Vanaya pada CEO XL.

Pemateri kedua adalah Dr. Sri Kusrohmaniah, M. Si., Ph. D. Sebagai seorang Dosen  di Fakultas Psikologi UGM yang memiliki keahlian di bidang ilmu faal, beliau banyak membahas tentang penelitian-penelitian yang dilakukan di perguruan tinggi berkaitan dengan teori-teori neuroscience. Di antara penelitian yang dilakukan untuk melihat daya eksplorasi dan tingkat kecemasan melalui pemberian alkohol dengan dosis tertentu  pada tikus dan eksperimen dampak meminum kafein murni. Penelitian berbasis neuroscience di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar karena masih jarang dilakukan. Banyaknya riset-riset neuroscience di luar negeri yang berbasis applied neuroscience menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi-pergirian tinggi di Indonesia untuk mengkaji lebih lanjut berbagai manfaat dari neuroscience.

img-20181031-wa00061-e1541602478734.jpg
Foto Bersama Delegasi IAIN dan Pemateri (dari kiri, Wakhid Musthofa, Lintang Setia, Ibu Lyra Puspa, Ahmad Mujahid)

Hadirnya perwakilan Psikologi Islam dalam kegiatan kuliah tamu ini merupakan bentuk kerjasama antar perguruan tinggi di Surakarta dan kolaborasi antar bidang keilmuan untuk mengkaji neuroscience dari berbagai sudut pandang keilmuan. Lebih khusus lagi Psikologi Islam sebagai program studi baru yang mengintegrasikan sains dan keislaman memiliki peluang yang besar untuk mengkaji neuroscience tidak hanya dari sudut pandang psikologi namun juga sudut pandang Islam.

ditulis oleh Ahmad Mujahid