Boyolali 21 Mei 2019 – Prodi Psikologi Islam IAIN Surakarta melaksanakan pengabdian masyarakat. Kegiatan dengan tema “Islamic Motivation Training (IMoT)” dilaksanakan untuk Santri Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Qur’an yang bertempat di Simo, Boyolali, Jawa Tengah. Acara  dimulai pukul 14.00 WIB melalui persiapan oleh tim pengabdian masyarakat Prodi Psikologi Islam (PI) IAIN Surakarta yang terdiri dari 6 orang dosen dan melibatkan 6 orang  mahasiswa berkoordinasi dengan pengelola pesantren dan para santri. Dr. Moh. Abdul Kholiq Hasan, MA., M.Ed. selaku Kaprodi PI hadir bersama Sekprodi, Wakhid Musthofa, M.Psi. Psikolog, Ketua Tim Pengabdian, Triyono, M.Si., dan para dosen PI, Ernawati, M.Si. sebagai MC, Vera Imanti, M.Psi, Psikolog selaku pemateri, serta Lintang Seira Putri, MA. selaku tim data. Para mahasiswa yang terlibat yaitu, Fajar, Arif, Sarifah, dan Zumrotus (Semester 4) dan Nanik & Miladiani (Semester 2).

Ernawati, M. Si

Acara pengabdian dibuka oleh Ernawati, M.Si. dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah Ustadz. Lahmuddin dan Kajur PI Dr. H. Moh. Abdul Kholiq Hasan. Lc., M.A., M.Ed. Penyampaian materi pertama oleh Dr. H. Hasan. El-Qudsy. selaku ketua jurusan Psikologi Islam IAIN Surakarta dengan materi berupa motivasi untuk menghafal Al-Qur’an bagi  para santri dan santriwati.

Dr. H. Moh. Abdul Kholiq Hasan, Lc., M. A., M. Ed.
(Kaprodi Psikologi Islam)

Ustadz Hasan. El-Qudsy dalam penyampaian materinya menghimbau kepada para santri dan santriwati untuk meningkatkaan motivasi dan kemauan untuk mengafal Al-Qur’an terlebih di era  milenial saat ini para generasi muda lebih antusias untuk mengikuti trend zaman seperti budaya pacaran dan berkiblat pada budaya barat. Beliau mengatakan pentingnya menghafal Qur’an adalah untuk meraih  ridho Allah. Lalu bagaaimana cara memulai menghafal Al-Qur’an ? Yaitu dengan meningkatkan azzam yang kuat, istiqomah, memiki guru atau pemmbimbing selama menghafal Al-Qur’an. Motivasi untuk menghafal Al-Qur’an dapat dimulai dengan  merubah kebiasaan malas-malasan dan berpegang pada cita-cita dan mimpi-mimpi. Hal ini tentunya dimulai dengan  penanaman niat yang kuat di dalam hati dan dilanjutan tekad yang  kuat, serius dan pantang menyerah dalam menghafal  Al-Qur’an.

Vera Imanti, M. Psi., Psikolog

Materi kedua disampaikan oleh Vera Imanti. M.Psi. Psikolog selaku dosen Psikologi Islam IAIN Surakarta. Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan beberapa games yang bertujuan untuk menggali motivasi melalui pengenalan terhadap diri sendiri. Games yang pertama berupa  pengenalan diri sendiri dengan menuliskan 3 sifat positif dan 3 sifat negatif dari diri sendiri pada selembar kertas  yang sudah dilipat menjadi dua bagian. Setelah itu para santri diminta untuk menilai temannya secara  berpasangan yang kemudian dicocokkan dengan sifanya. Setelah games selesai beliau pun memaparkan tentang bagaaimana cara mengenal diri sendiri. Di antaranya yaitu dengan mematok tujuan yang jelas, memotivasi diri, kemauan mengatasi kekurangan diri dan menjadi pribadi yang positif.

Games yang kedua adalah “The Power Of Dreams” yaitu dengan menuliskan 100 mimpi dan cita-citanya di atas selembar kertas. Tujuan dari games ini adalah untuk memupuk dan memperkuat tekad para santri dalam meraih impiannya. Karena mimpi tidak hanya diingat dalam ingatan tetapi menuliskan mimpi-mimpi di atas kertas dapat menjadi reminder dan penyemangat. Setelah games ini, ditampilkan pula video fenomenal dari Danang Sang Penjejak yang berhasil meraih banyak mimpinya dengan menuliskan 100 mimpi-mimpinya. Dalam penayangan video ini diharapkan dapat menambah motivasi para santri untuk meraih cita-cirtanya terutama dalam menghafal Al-Qur’an.

Penyerahan Kenang-Kenangan

Menjelang berbuka Ernawati, M.Si. menutup acara motivasi dengan menginstruksikan para santri untuk memejamkan mata dan merobek lipatan kertas dengan berulang-ulang. Dimulai dari kanan atas dilanjutkan kiri bawah, dan seterusnya. Tujuan dari games ini adalaah untuk melatih konsentrasi. Pesan yang terkandung adalah kuat atau lemahnya motivasi menghafal Al-Qur’an dari tiap santri berbeda-beda disebabkan karena berbedanya kadar konsentrasi dan cara santri menyerap dan mengamalkan motivasi  dari para guru atau Kiai.

Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen diri santri untuk menghafal Al-Qur’an, do’a, dan dilanjutkan buka bersama dan sholat maghrib berjamaah. Acara pengabdian masyarakat berjalan lancar dan antusiasme tinggi dari para santri dalam mengikuti motivasi demi motivasi. Hingga waktu berbuka sebagian santri masih berkerumun untuk menuliskan mimpi dan ikrar dirinya. Semoga dengan adanya acara pengabdian masyarakat ini dapat memberikan manfaat kepada para santri terutama dalam meningkatkan motivasi menghafal Al-Qur’an.

Oleh : Nanik Srisunarni