Selasa, 13 Oktober 2020 Program Studi Psikologi Islam IAIN Surakarta mengadakan workshop peningkatan kompetensi psikologi yang dikemas dalam Webinar kegiatan Sinau Bareng Keluarga Psikologi Islam: “Upgrading Research Methodology in Pandemic Era.” Kegiatan workshop ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan umum.

Dr. Retno Pangestuti, M.Psi, Psikolog, selaku Kaprodi Psikologi Islam dalam sambutan menjelaskan bahwa kegiatan ini penting untuk meng-upgrade pemahaman dosen dan mahasiswa Psikologi Islam tentang metodologi penelitian bidang psikologi, khususnya di era pandemi dan new normal. Hal tersebut mengingat bahwa mulai semester ini, proses pembimbingan skripsi bagi mahasiswa semester 7 sudah dilakukan, sehingga masukkan dari narasumber tentang riset psikologi dan tren perkembangannya dari perspektif kuantitatif dan kualitatif sangat diperlukan.

Sementara itu Dr. Hj Kamila Adnani, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin dan Dakwah dalam sambutannya menekankan bahwa riset dalam Psikologi Islam, baik pendekatan kuantitaif atau kualitatif harus memiliki perbedaan dengan riset dalam kajian bidang ilmu yang lain, seperti riset di Prodi Bimbingan dan Konseling Islam, Tasawuf dan Psikoterapi Islam. Maka perlu ada distingsi yang jelas arah penelitiannya.

Workshop: “Upgrading Research Methodology in Pandemic Era” dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Moh Abdul Hakim, S.Psi, M.A., Ph.D dengan tema Research Methodology in Pandemic Era (Quantitative Research Perspective). Moh Abdul Hakim, dosen Psikologi UNS Surakarta menyampaikan tentang pentingnya memahami epistimologi metode penelitian. Menurut Hakim, yang terpenting dari metode penelitian adalah memahami kerangka berpikir filosofis setiap metode. Jika ini selesai maka akan selesai juga tentang kapan, dan bagaimana metode dapat digunakan. Metode kuantitatif sebagai salah satu bagian dari penelitian psikologi merupakan mendapatkan pengetahuan secara ilmiah. Sebagai metode ilmiah peneliti harus memahami konsep-konsep dasar metode penelitian, meliputi: fenomena, konsep, varibel, proporsi, fakta dan teori. Selanjutnya menurut hakim, sebelum melakukan Penelitian Kuantitatif peneliti harus memahami alur secara sistematis: fase konseptual, fase desain & perencanaan, fase empiris/ analisis data, fase diseminasi & komunikasi. Di akhir materi, disampaikan juga tentang agenda penelitian di masa dan pasca pandemi dalam bidang Psikologi.

Workshop sesi kedua disampaikan oleh Andy Bangkit, M.A., Ph.D, dosen Udinus Semarang. Materi yang disampaikan adalah Research Methodology in Pandemic Era (Qualitative Research Perspective). Andy Bangkit menyebut terdapat pemaknaan yang kurang tepat tentang metode penelitian kualitatif yang saat ini berkembang. Pada aspek epistimologi, metode kualitatif berfokus pada meaning (makna), make sense of their world (bagaimana seseorang memahami dunia), dan experiences (nilai pengalaman hidup). Sedangkan dari sisi metodologi, Metode Kualitatif dilakukan melalui observasi partisipan atau studi kasus yang hasilnya disampaikan secara naratif atau deskriptif. Tentang bagaimana membangun logika (argument), Andy Bangkit menjelaskan ada beberapa metode, yaitu Idiografik (Idiographic Method), yaitu melihat permasalahan dari sisi mikro dan mengutamakan detail dari mikro tersebut. Adapun metode Nomotetik (Nomothetic Method) adalah melihat masalah guna mencari pola dan model yang dapat digeneralisir atau melihat masalah secara makro. Di akhir materi, disampaikan juga tentang agenda penelitian kualitatif di masa dan pasca pandemi dalam bidang Psikologi, dan solusi atas kemungkinan masalah yang muncul.

Antusias peserta Webinar sangat tinggi yang ditunjukkan saat sesi diskusi dengan narasumber. Kegiatan Webinar Sinau Bareng Keluarga Psikologi Islam: “Upgrading Research Methodology in Pandemic Era” secara lengkap dapat diakses di laman

https://m.youtube.com/watch?v=G88Cot3dQS4.

Sumber: Triyono